REFLEKSI
SERVICE LEARNING
SD
Kr. Bethel Sulung
29
Oktober & 5 November 2014
Albertus Ega Dwiputra
Albertus Ega Dwiputra
23413026
Kami melakukan kegiatan service
learning di SD Bettle Sulung yang terletak di Jalan Kutisari Surabaya. Service
learning ini dilakukan dengan tujuan untuk belajar dengan cara melayani orang
lain. Materi yang sudah didapat ketika di perkuliahan diaplikasikan dalam
kehidupan nyata. Materi yang kami ajarkan adalah komunikasi data. Kami
mengajari konsep tentang internet dan penyebarannya. Kami juga mengajari mereka
cara-cara menggunakan power point dan Microsoft word.
Disana keadaan kelasnya tidak
seperti kelas-kelas di sekolah tempat saya dulu bersekolah. Kelasnya sangat
kecil hanya cukup kira-kira untuk 20 orang. Siswa kami ajar adalah siswa kelas
6 SD dan jumlah siswa juga tidak banyak.
Sekolah ini adalah sekolah yang kecil dengan jumlah total siswa yang tidak
terlalu banyak. Di sekolah ini juga tidak memiliki komputer pribadi untuk
belajar teknologi mengenai komputer. Jadi kami harus mempersiapkan laptop kami
masing-masing untuk mereka gunnakan. Disini juga tidak tersedia projector untuk
media menjelaskan materi. Namun kami tetap mampu mengajar dengan peralatan yang
minimal. Kami mengcopy materi dan dibagikan ke seluruh siswa yang kami ajar,
agar mereka dapat menyimak materi tanpa menggunakan projector.
Ketika kami mengajar mereka
sungguh tertarik untuk mempelajari materi yang kami berikan. Mereka dengan
ceria mempelajari materi mengenai komunikasi data. Pada pertemuan yang
mempelajari tentang internet dan penyebaran internet, mereka mampu menyimak
dengan baik. Beberapa dari mereka juga sudah mengerti dan menggunakan internet.
Namun sebagian besar dari mereka baru mengenal kulit luar dari internet. Mereka
belum mengatahui bagaimana cara internet itu disebarkan. Kami mengajari tentang
filosofi dan cara penyebaran internet dari provider sampai ke rumah-rumah atau
sekolah.
Setelah memberi materi mengenai internet kami mengajari mereka tentang
pembuatan kabel lan. Mereka terlihat asik dengan kabel lan itu. Ada beberapa
yang kesulitan dalam menyusun warna kabel. Ada yang marah-marah, dan ada yang
tertawa. Beberapa dari mereka berhasil menyusun warna sesuai urutan dengan baik,
namun ada juga yang terus mengeluh dari awal hingga akhir. Menyenangkan ketika
melihat mereka yang berhasil menyusun kabel sesuai urutan warna, walau pun masih
belum terkoneksi dengan baik. Namun lebih menyenangkan lagi ketika mereka
marah-marah dan putus asa karena tidak berhasil menyusun warna kabel dari awal
hingga akhir acara.
Pada pertemuan berikutnya saya
terlambat untuk hadir di SD Bettle Sulung karena adanya praktikum. Namun saya
tetap dapat datang. Disana saya melihat anak-anak belajar menggunakan Microsoft
word dan Microsoft power point. Mereka terlihat sudah mengetahui cara
menggunakan software tersebut, namun mereka masih belum dapat menggunakannya
secara maksimal. Disana mereka juga disuruh melakukan presentasi di depan
kelas. Praktik presentasi ini diharapkan mereka mampu melatih mental mereka
kelak dikemudian hari ketika harus melakukan presentasi di depan orang banyak.
Mereka terlihat malu-malu dan belum dapat melakukan presentasi formal dengan
baik. Mungkin di SD ini mereka masih jarang dilatih untuk melakukan presentasi.
Mungkin karena faktor sarana yang belum memadahi untuk melakukan presentasi. Setelah
acara ini selesai kami berpamitan dengan kepala sekolah SD Bettle Sulung.
Disini saya belajar banyak. Bahwa ilmu yang saya pelajari itu penting
untuk dibagikan. Terlebih komunikasi data, di dunia ini komunikasi data sudah
sangat berkembang, khususnya dibidang internet dan network. Ketika anak-anak
tidak diberitahu bagaimana cara menggunakan dan memanfaatkannya secara maksimal
mereka dapat kehilangan manfaat dari kominikasi, lebih parahnya mereka dapat
menyalahgunakan kemajuan teknologi ini. Dengan berbagi mereka dapat setidaknya
lebih paham dan mengerti tentang dasar komunikasi data. Mereka juga terlihat
tertarik ketika melakukan pembelajaran bersama kami.
Keadaan sekolah mereka yang kurang memadahi dalam hal sarana dan
teknologi pengajaran dapat membuat siswa ketinggalan dalam perkembangan ilmu
teknolgi. Memang beberapa dari mereka sudah bisa menggunakan komputer, namun
tanpa pengawasan yang baik dari pihak ahli seperti guru, ada kemungkinan
potensi dalam diri mereka juga tidak dapat terasah dengan baik. Anak-anak
seperti ini lah yang perlu dibantu agar potensi mereka dapat digali. Mereka
butuh bantuan sarana, karena pada jaman sekarang yang teknologinya terus
berkembang dengan pesat. Jika mereka yang sudah tertinggal tetap tertinggal,
maka anak-anak di Indonesia khususnya yang tidak mampu dapat semakin
tertinggal.
Saya harap, kehadiran saya dan kelompok saya dapat membawa sedikit
berkat. Semoga Tuhan hadir dalam diri kami semua bukan hanya kelompok saya
saja, namun juga kelompok yang lain yang melakukan kegiatan service learning
ini, agar kegiatan ini dapat memberikan dampak yang terasa bagi mereka yang
membutuhkan. TERIMA KASIH.
0 komentar:
Posting Komentar